Selasa, 12 Maret 2013

cara jkerja kompas








Tersesat saat melakukan perjalanan? Kompas adalah alat sederhana sebagai solusi yang membantu memecahkan masalah ini. Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah, kompas berupa sebuah panah penunjuk magnetis. Arah Utara, Barat, Selatan dan Timur dapat ditunjukannya.

Lalu bagaimanakah alat sesederhana ini dapat melakukan itu semua? Pada prinsipnya kompas bekerja berdasarkan medan magnet, dalam hal  ini kompas dapat menunjukkan kedudukan dari kutub-kutub magnet bumi. Kompas dapat bereaksi karena gangguan dari magnet dan medan listrik yang berada disekitar kompas.

Seperti yang sudah diketahui, magnet sejenis yang bertemu akan bertolakan. Medan magnet itulah yang dimanfaatkan sebagai cara kerja kompas. Namun ada baiknya jika kita pun melakukan usaha untuk memperkecil pengaruh luar terhadap gangguan kompas, misalnya dengan menggunakan minyak bening. Jarum kompas dijaga agar tidak berkarat dengan menggunakan minyak bening atau ada yang menyebutkannya cairan anti static.


Ketika menggunakan kompas haruslah berhati, disarankan demikian karena jarum kompas dapat kapanpun terganggu. Jika jarum kompas terganggu, maka perjalanan Anda pun bisa berantakan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat mengganggu kinerja jerum kompas:
1. Kawat listrik dan listrik tegangan tinggi. Menggunakan kompas lebih dari 60 meter dari kawat listrik tegangan tinggi, karena pada jarak tersebut medan magnet kompas belum terpengaruh oleh medan magnet dan medan listrik
2. Kawat telegraf. Untuk jarak yang baik, dalam penggunaan kompas sebaiknya  mengambil jarak lebih dari 40 meter dari kawat telegraf.
3. Kawat berduri. Banyak ditemui pada batas daerah batas pertanian, peternakan, komplek militer dan lain-lain. Penggunaan kompas yang baik harus berjarak ±10 meter dari benda tersebut. Yang terpenting sebelum membeli kompas, hendaknya diketahui dan dipilih terlebih dahulu, bentuk yang diinginkan dan disesuaikan dengan keperluan.
4. Patok dari besi baja. Jarak yang ideal untuk perhitungan kompas adalah ±3 meter. (Laras)

Cara kerja mesin foto copy


Cara kerja mesin foto copy yang mengagumkan ini didasari oleh kedua fenomena alam yakni:
"Daya tarik antara dua bahan yang memiliki muatan listrik yang berlawanan.  Beberapa bahan akan menjadi pengahantar listrik (konduktor) yang lebih baik ketika terkena cahaya."

Prinsip-prinsip Dasar Proses Foto Copy
Sang penemu mesin fotokopi (fotocopy) Chester F. Carison, dalam percobaannya mengikuti beberapa proses sederhana ini:

1. Permukaan foto konduksi diberikan penimbunan listrik positif.
2. Permukaan foto konduksi tersebut kemudian dibiarkan menyentuh gambar dari dolumen.
3. Penimbunan listrik dihamburkan pada bagian yang bersentuhan tersebut.
4. Serbuk yang bermuatan negatif yang dihamburkan akan menempel pada bagian yang bermuatan positif dikarenakan daya tarik menarik elektrostatis.
5. Selembar kertas diletakkan pada gambar yang terbentuk oleh serbuk dan diberikan muatan positif.
6. Serbuk yang bermuatan negatif akan tertarik oleh lembaran kertas bermuatan positif dan terlepas dari foto konduktor.
7. Pemanas meleburkan gambar yang terbentuk oleh serbuk itu dan menyatu dengan lembaran kertas, yang kemudian menghasilkan duplikasi (copy) dari gambar aslinya.

Mayoritas mesin foto copy saat ini menerapkan proses kerja seperti tersebut diatas. Sehingga pada semua mesin memiliki bagian-bagian yang disebut:
1. Charging; Sebuah tabung silinder (drum) yang diberi muatan listrik kawat yang bermuatan listrik tinggi yang disebut corona wire atau charge roller. Tabung silinder dilapisi dengan bahan yang bersifat foto konduksi. Sebuah foto konduktor merupakan semi konduktor akan menjadi konduktif ketika terkena cahaya.

2. Exposure; Sebuah tabung lampu yang menyala terang menyinari dokumen asli dan bagian / area yang berwarna putih akan memantulkan cahaya ke permukaan tabung silinder (drum). Bagian yang terkena pantulan cahaya akan menjadi konduktif bermuatan positif dan sebaliknya yang tidak terkena pantulan akan tetap bermuatan negatif. Hasilnya dari pencahayaan ini akan terbentuk pada permukaan drum.

3. Developing; Bagian yang berisikan toner (serbuk) yang bermuatan positif. Ketika bersentuhan dengan drum dan menghasilkan gambar, toner (serbuk) akan tertarik dan menempel pada bagian drum yang bermuatan negatif (area berwarna hitam = tulisan/ gambar pada dokumen asli).

4. Transfer; Hasil dari gambar yang terbentuk dari toner (serbuk) pada permukaan drum, dipindahkan ke permukaan lembaran kertas dengan bantuan muatan listrik negatif yang lebih tinggi dari muatan listrik negatif pada drum.

5. Fusing; Proses peleburan toner (serbuk) dan menyatu pada lembaran kertas dengan bantuan gulungan (roller) yang memberikan tekanan.

Keterangan bagian-bagian diatas adalah prinsip kerja yang diterapkan pada mesin foto copy Digital. Sedangkan pada kebanyakan mesin foto copy Analog menerapkan muatan listrik positif pada drum dan muatan listrik negatif pada toner (serbuk).

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More